Ekologi Adalah Ilmu Pengetahuan
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari
dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat
hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya (lihat Gambar 6. 1).
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas,
pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman,
1834-1914).
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak
memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika,
geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang
pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk
pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi
organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan
prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara
rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang
lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Prinsip-Prinsip Ekologi 27
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua
makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan
berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan
biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem
akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang
menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk
hidup adalah sebagai berikut. Perhatikan Gambar.
|
Gbr.
Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup
|
A. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor
tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah
hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan,
mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti :
duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku
tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari
makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi. Perhatikan
Gambar 6.4.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh
untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai
berikut.
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi
taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan
ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya. Lihat Gambar 6.5.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika
Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain
yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak
bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari
sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan
jauh keluar mulut untuk menangkap serangga. Lihat Gambar 6.6.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang
melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
Perhatikan Gambar 6.7
d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar,
memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga
dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora,
serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang
diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk
menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada
tumbuhan bakau untuk bernapas. (LihatGambar 6.9).
2. Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi
fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai
berikut.
a. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara
menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk
menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila
musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak
dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita. (LihatGambar 6.1 0).
c. Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang
dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon
dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya. Lihat Gambar 6.11.
3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang
didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur
atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan
ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor
anjing.
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi
untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap
tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di
teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di
sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan
betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas
untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka
bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut. Perhatikan Gambar 6.12.
B. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu
disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan
pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan
ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya
adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus
di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500
batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun
terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui
kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan
lamanya waktu perubahan terjadi :
700 - 500 = 200batang
1990-1980 10 tahun
= 20 batang/tahun
Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan
bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai
hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan
penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya
populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak
dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain :
kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas),
potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas
danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan
emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan
manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah
lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme;
didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini
akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih
organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan
natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi
akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah,
namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi
dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya
penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
C. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan individu dan populasi.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
D. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi
interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem.
Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen
(herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi
faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah
sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu
merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis
organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan
dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia,
air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi
bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya
tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.
Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut,
karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang
berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan
perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu
hidup pada garis lintang tertentu saja.
Interaksi Antar Komponen
Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan
interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas.
A. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk
hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain
yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang
sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat
dikategorikan sebagai berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua
belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat
hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan
tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang
berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan
mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata
dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang. Perhatikan Gambar 6.15
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme
yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.
Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang
berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium
yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
B. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu
terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh
interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang
satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme
istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium
sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan
yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan.
Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang
rumput.
C. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di
suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya
komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam
organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai
terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara
komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien
dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak
hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat. Lihat Gambar 6.16.
D. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik
membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan
terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam
ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik,
serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu
ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin
terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila
keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika
perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
Perkembangan Ekosistem
Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong
perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan
ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi
keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila
pada kondisi seimbang datang gangguan dariluar, kesimbangan ini dapat berubah,
dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan
baru.
Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman
perintis sampai mencapai ekosistem klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi
dapat kita amati pada daerah yang baru saja mengalami letusan gunung berapi.
Rangkaian suksesinya sebagai berikut.
Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah
beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut
kerak. Tumbuhan perintis ini akan menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat
ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan kekeringan. Setelah rumput-rumput ini
tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin gembur karena akar-akar rumput dapat
menembus dan melapukan tanah, juga karena rumput yang mati akan mengundang
datangnya dekomposer (pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan yang mati.
Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji semak yang terbawa dari
luar daerah itu akan tumbuh, sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak.
Dengan makin gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran
pohon-pohon akan mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah
akan didominasi oleh pepohonan. Sejalan dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan
yang menghuni daerah tersebut juga mengalami perubahan tergantung pada
perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang dan ada hewan yang
pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen,
tapi dapat juga komunitas yang heterogen. Contoh komunitas klimaks homogen
adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang heterogen
misalnya hutan hujan tropis.
Rantai Makanan
Suatu organisme hidup akan selalu
membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi
antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling
mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati
dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam
ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia.
Rantai makanan adalah pengalihan energi
dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang
dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa,
rantai parasit, dan rantai saprofit.
1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah
tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang
bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang
memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa
karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme
mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak
berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk
faring-faring makanan.
4. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan
dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen
lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan.
Organisme dalam kelompok ekologis yang
terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat
trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama
dalam tingkat memakan.
Sumber asal energi adalah matahari.
Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi
matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan
dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan
tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung
memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang
memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat trofik
keempat.
5. Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat
disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu
piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
a. Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing -
masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat
trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik
kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada
kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada
organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak
daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih
banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas
jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik
dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi
hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka
rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah
organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan
perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel
dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti
ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada
ekosistem.
c. Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu
memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan
Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu
yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang
aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan
sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik.
Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal
berikut.
1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang
ditangkap dan
dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan
dikeluarkan sebagai sampah.
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari
tubuh organisms, sedangkan sisanya digunakan sebagai
sumber energi.
Aliran Energi
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organismee dari makanan yang
dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan berklorofil
memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme yang menggunakan
energi cahaya untuk merubah zat anorganik menjadi zat organik disebut kemoautotrof
Organisme yang menggunakan energi yang didapat dari reaksi kimia untuk membuat
makanan disebut kemoautotrof
Energi yang tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen untuk
aktivitas hidupnya. Pembebasan energi yang tersimpan dalam makanan dilakukan
dengan cara oksidasi (respirasi).
Golongan organisme autotrof merupakan makanan penting bagi organisme
heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri misalnya
manusia, hewan, dan bakteri tertentu. Makanan organisme heterotrof berupa bahan
organik yang sudah jadi.
Aliran energi merupakan rangkaian urutan
pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar
matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat tinggi, sampai ke
saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam ekosistem.
Siklus Biogeokimia
Materi yang menyusun tubuh organisme
berasal dari bumf. Materi yang berupa unsurunsur terdapat dalam senyawa kimia
yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.
Siklus biogeokimia atau siklus
organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksireaksi
kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus
air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur. Di sini
hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu siklus nitrogen, siklus fosfor, dan
siklus karbon.
1. Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer,
yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh
tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis
ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen
dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam
tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
Beberapa bakteri yang dapat menambat
nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella
crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat
mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang
bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc
sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam
bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh
bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas
dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap
oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. Lihat
Gambar.
|
Gbr. Siklus
Nitrogen di Alam
|
2. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk,
yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat
anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan
yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat
anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap
di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan
fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh
akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Lihat Gambar
Gbr.
Siklus Fosfor di Alam
3. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ
sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan
hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu
yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan
lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan
atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat
adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka
sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air
berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat
dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air. Lihat Gambar
Gbr. Siklus
Karbon dan Oksigen di Alam
SUKSESI
Komunitas yang terdiri dari berbagai
populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem
mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan
dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi.
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan
sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan
seimbang (homeostatis).
Di alam ini terdapat dua macam suksesi,
yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini
mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat
komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami,
misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di
muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan
manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang
terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang
pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau
mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang
tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai
mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah
sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai.
Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan
lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini,
biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput
yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh
menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak
menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan
akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati
diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak
tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi.
Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar
sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan
atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat
kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu. Lihat Gambar 7.11.
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi bila suatu
komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan
tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas
tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami
misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan
seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi
di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas
ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus. Lihat Gambar 7.12.
Susunan Dan Macam Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang
kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam
ekosistem.
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen
sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan
makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong
heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan
kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup
merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik
kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
2. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem
air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah
tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang
terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan
kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala,
gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan
relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung
letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah
terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar
25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana
(rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang
mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10
s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah,
bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi
sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi
sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan
yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang
menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan
yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa
kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya
bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau.
Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan
tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar
jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air,
tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton.
Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat.
Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara
habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat
berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme
dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau
organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme
dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi
air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan
rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
|
Gbr.
Berbagai Organisme Air Tawar
Berdasarkan Cara Hidupnya
|
Di danau terdapat pembagian daerah
berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang
tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga
terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di
danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut
danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan
air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam
termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput
dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti
kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari
makan di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Gbr. Empat
Daerah Utama Pada Danau Air Tawar
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan
produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit
organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi
danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan.
Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari
sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau
dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan
populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang
berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi".
Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai
keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang
mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit
sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen
pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan
danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas
plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi
fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat
mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda
antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air
tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar
dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni
oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak
terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis
dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di
sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
c. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan,
pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di
daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di
bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata
sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak
plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian
atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai
makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air
laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang
dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang
lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara
permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan
daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah
dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian
laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah
memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin
sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang
berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan
dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus
harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi
struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam
saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang,
moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang
tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon
laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut,
bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air
pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta
rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari
daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex
littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia
martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus
tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut
berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar
napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai
penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau
antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu
basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan
Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat
bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap
mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari
antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin
atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik,
terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan
organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang
(koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat.
Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat
tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme,
dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak
laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut
biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok
untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat.
Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk makhluk
hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati
habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia
adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam nisianya,
organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama
habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat
pembagian nisia di hutan hujan tropis.
Keseimbangan Lingkungan
Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya.
Komponen lingkungan terdiri dari faktor
abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia).
Lingkungan hidup balk faktor biotik maupun
abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena
lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan
lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam kondisi alami, lingkungan dengan
segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya.
Namun tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh campur
tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang
melampaui Batas.
Keseimbangan lingkungan secara alami dapat
berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat
dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi
(arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan
lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi
dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya
mata rantai dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi
di samping faktor-faktor yang lain.
Polusi
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya,
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi
bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. jumlahnya melebihi jumlah
normal
2. berada pada waktu yang tidak
tepat
3. berada pada tempat yang tidak
tepat
|
Gbr. Lingkungan Dikelilingi Polusi
|
Sifat polutan adalah:
1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi
2. merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.
Macam-macam Pencemaran
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan
berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat
pencemaran.
a. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
1. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan
partikel. Contohnya sebagai berikut.
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna
dan tidak
berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam
udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng-
ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di
bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.
Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah
kaca.
c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel
cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur,
virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.
d. Batu bara yang mengandung sulfur
melalui pembakaran akan meng-
hasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang
disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.
Sumber polusi udara lain dapat berasal
dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir,
materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif
ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia.
Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat
menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.
Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm
(part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa
jenis pencemar sebagai berikut.
a. Pembuangan limbah industri, sisa
insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.
b. Sampah organik yang dibusukkan oleh
bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk
pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya,
tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.
Salah satu bahan pencemar di laut ada lah
tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering
terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan
kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya
yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak.
Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.
Bila terjadi pencemaran di air, maka
terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini
semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.
3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
4. Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga
mengganggu pendengaran.
b. Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai
berikut.
1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg,
Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella
thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
c. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan
pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran
dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan
iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
2. Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang
ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau
apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter
yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik.
Menurut menteri kesehatan, kandungan
oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur,
warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
d. Parameter
biologi
Parameter biologi meliputi ada atau
tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.
Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia
menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen
lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi
karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari
perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul
serta mengatasinya.
1. Perubahan Lingkungan karena Campur
Tangan Manusia
Perubahan lingkungan karena campur tangan
manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan
intensifikasi pertanian.
Penebangan hutan yang liar mengurangi
fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi
berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan
erosi. Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah
pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.
Lihat Gambar 8.8.
Pembangungan pemukiman pada daerah-daerah
yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan. Semakin padat
populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang
produktif.
Pembangunan jalan kampung dan desa dengan
cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai
akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan
di sekitamya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan
fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan pangs akibat tumbuhan tidak
secara optimal memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat.
Penerapan intensifikasi pertanian dengan
cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi
lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat
menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu
kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe
monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem
sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain
akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.
2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam
Perubahan lingkungan secara alami
disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim
kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Selain
itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak.
Pengelolaan Lingkungan
Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya
alam, agar lingkungan tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara
lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai
pengelolanya karena manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
organisme lain. Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan
lingkungan seperti yang dikehendakinya, seperti:
1. manusia mampu berpikir serta meramalkan
keadaan yang akan
datang
2. manusia memiliki ilmu dan teknologi
3. manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat
memilih hal-hal yang
baik.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,
pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai
berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup
sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
Melindungi negara terhadap dampak kegiatan
di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Melalui penerapan pengelolaan lingkungan
hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan
lingkungannya.
Untuk mencegah dan menghindari tindakan
manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah
telah menetapkan kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup.
Undang-undang lingkungan hidup
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia
pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24
pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan,
meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran
yang menyebabkan rusaknya lingkungan.
Undang-undang lingkungan hidup antara lain
berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini.
1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang balk dan
sehat.
2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah
serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta
dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan
perundang-undangan.
4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya
melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup
atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau
denda.
Upaya pengelolaan yang telah digalakkan
dan undang-undang yang telah dikeluarkan belumlah berarti tanpa didukung adanya
kesadaran manusia akan arti penting lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas lingkungan serta kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini
merupakan titipan dari generasi yang akan datang.
Upaya pengelolaan limbah yang saat ini
tengah digalakkan adalah pendaurulangan atau recycling. Dengan
daur ulang dimungkinkan pemanfaatan sampah, misalnya plastik, aluminium, dan
kertas menjadi barang-barang yang bermanfaat.
Usaha lain dalam mengurangi polusi adalah
memanfaatkan tenaga surya. Tenaga panas matahari disimpan dalam sel-sel solar
untuk kemudian dimanfaatkan dalam keperluan memasak, memanaskan ruangan, dan
tenaga gerak. Tenaga surya ini tidak menimbulkan polusi.
Selain tenaga surya, tenaga angin dapat
pula digunakan sebagai sumber energi dengan menggunakan kincir-kincir angin.
Di beberapa negara maju telah banyak
dilakukan pemisahan sampah organik dan anorganik untuk keperluan daur ulang.
Dalam tiap rumah tangga terdapat tempat sampah yang berwarna-warni sesuai
peruntukkannya.
Sumber Daya Alam
Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang
beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan
pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan
keseimbangan itu.
Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun
abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber
daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam
hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati.
Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian
karena sumber daya alam bersifat terbatas.
Sumber daya alam ialah semua kekayaan
bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara,
air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
Menurut urutan kepentingan, kebutuhan
hidup manusia, dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1. Kebutuhan Dasar.
Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman.
Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan, dan
udara bersih.
2. Kebutuhan sekunder.
Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih
menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan, dan hiburan.
Mutu lingkungan
Pandangan orang dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya memang berbeda-beda karena antara lain dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, pertimbangan kebutuhan, sosial budaya, dan waktu.
Semakin meningkat pemenuhan kebutuhan
untuk kelangsungan hidup, maka semakin baik pula mutu hidup. Derajat pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dalam kondisi lingkungan disebut mutu lingkungan.
Daya dukung lingkungan
Ketersediaan sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat
kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya,
daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan
semua makhluk hidup.
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam
tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada
pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena
itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi
sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan
pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara
lain sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan
hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,
serta pendaurulangan (recycling).
4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara
damai dengan alam.
1. Macam-macam sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat dibedakan
berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.
a. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan,
tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya:
minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari,
energi pasang surut, dan energi laut.
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya
alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas,
kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi,
air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan
lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa
ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan
angkasa.
c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya
alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam
yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba,
dan manusia.
Uraian di sini hanya akan
ditekankan pada sumber daya alam hayati, termasuk di dalamnya sumber daya
manusia (SDM).
2. Sumber Daya Tumbuhan
Berbicara tentang sumber daya alam
tumbuhan kita tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya, melainkan kegunaannya.
Misalnya berguna untuk pangan, sandang, pagan, dan rekreasi. Akan tetapi untuk
bunga-bunga tertentu, seperti melati, anggrek bulan, dan Rafflesia
arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut
sejak tanggal 9 Januari 1993 telah ditetapkan dalam Keppres No. 4 tahun 1993
sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut.
1. Melati sebagai bunga bangsa.
2. Anggrek bulan sebagai bunga pesona.
3. Raffiesia arnoldi sebagai bunga
langka.
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan
oksigen dan tepung melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan
merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan.
Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat
mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan berkaitan dengan rusaknya
rantai makanan.
Kerusakan yang terjadi karena punahnya
salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat
di atasnya. Jika suatu spesies organisme punah, maka spesies itu tidak pernah
akan muncul lagi. Dipandang dari segi ilmu pengetahuan, hal itu merupakan suatu
ke rugian besar.
Selain telah adanya sumber daya tumbuhan
yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh kepunahan,
misalnya Rafflesia arnoldi (di Indonesia) dan pohon raksasa kayu merah
(Giant Redwood di Amerika). Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan,
khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena
(tebang habis).
b. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan
terencana dengan
sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang
ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang
telah ditentukan.
c. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
d. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu
menghutankan kembali hutan
yang sudah terlanjur rusak.
e. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan
hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan
lain.
f. Mencegah kebakaran hutan.
Kerusakan hutan yang paling besar dan
sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk
mengembalikannya menjadi hutan kembali.
Hal-hal yang sering menjadi penyebab
kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
a. Musim kemarau yang sangat panjang.
b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di
hutan.
c. Pembuatan arang di hutan.
d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan
hal-hal berikut ini.
a. Menara pengamat yang tinggi dan alat
telekomunikasi.
b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan
kebakaran.
c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang
siap digunakan.
Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan
dengan dua cara seperti berikut ini :
a. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan
penyemprotan air.
b. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu
melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan
mengarahkan api ke pusat pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah
yang menghambat jalannya api, seperti: sungai, danau, jalan, dan
puncak bukit.
Pengelolaan hutan seperti di atas sangat
penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan
seperti berikut ini :
1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh
ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan
sebagainya.
3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di
hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah
yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam
tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan
demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim
kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.
3. Sumber Daya Hewan
Seperti pada ketiga macam bunga nasional,
sejak tanggal 9-1-1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut :
1. Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional darat.
2. Ikan Solera merah sebagai satwa nasional air.
3. Elang jawa sebagai satwa nasional udara.
Selain ketiga satwa nasional di atas,
masih banyak satwa Indonesia yang langka dan hampir punah. Misalnya
Cendrawasih, Maleo, dan badak bercula satu.
Untuk mencegah kepunahan satwa langka,
diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in
situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian
ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka
dari habitatnya ke tempat lain.
Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan
liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam satwa
liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang,
penghuni steppa, dan penghuni savana. Misalnya badak, harimau, gajah, kera,
ular, babi hutan, bermacam-macam burung, serangga, dan lainnya.
Termasuk sumber daya alam hewan piaraan
antara lain adalah lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam- macam
unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, kerang, dan siput.
Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan dikembangkan dengan baik.
Selain memungut hasil dari peternakan dan perikanan, manusia jugs melakukan
persilangan untuk mencari bibit unggul guns menambah keanekaragaman ternak.
Dipandang dari peranannya, hewan dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer.
b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera.
c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu.
d. Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hiss.
Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan-hewan dan juga
perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini :
1. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu).
2. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya.
3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan.
4. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya
kepada petugas
sebagai tropy, misalnya tanduknya.
5. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka.
6. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu
saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh
ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur.
7. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konuensi ialah aturan-aturan
yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu
dengan sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan
yang sedang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas
buruannya lepas dalam keadaan terluka.
Akan tetapi, seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada
yang diam-diam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang
berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan,
beruang, dan ular, sedangkan gajah diambil gadingnya.
Sumber Daya Mikroba
Di samping sumber daya alam hewan dan tumbuhan terdapat sumber daya alam hayati
yang bersifat mikroskopis, yaitu mikroba. Selain berperan sebagai dekomposer
(pengurai) di dalam ekosistem, mikroba sangat penting artinya dalam beberapa
hal seperti berikut ini :
a. sebagai bahan pangan atau mengubah
bahan pangan menjadi bentuk
lain, seperti tape, sake, tempe, dan oncom
b. penghasil obat-obatan (antibiotik), misalnya, penisilin
c. membantu penyelesaian masalah pencemaran, misalnya pembuatan
biogas dan daur ulang sampah
d. membantu membasmi hama tanaman, misalnya Bacillus thuringiensis
e. untuk rekayasa genetika, misalnya, pencangkokan
gen virus dengan
gen sel hewan untuk menghasilkan interferon yang dapat melawan
penyakit karena virus.
Rekayasa genetika dimulai Tahun 1970
oleh Dr. Paul Berg. Rekayasa genetika adalah penganekaragaman
genetik dengan memanfaatkan fungsi materi genetik dari suatu organisme.
Cara-cara rekayasa genetika tersebut antara lain: kultur jaringan, mutasi
buatan, persilangan, dan pencangkokan gen. Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan
untuk tujuan berikut ini :
1. mendapatkan produk pertanian baru,
seperti "pomato", merupakan
persilangan dari potato (kentang) dan tomato (tomat)
2. mendapatkan temak yang berkadar protein lebih
tinggi
3. mendapatkan temak atau tanaman yang tahan hama
4. mendapatkan tanaman yang mampu menghasilkan
insektisida sendiri.
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan
sumber daya alam cenderung naik terus, karena:
a. pertambahan penduduk yang cepat
b. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh
kemajuan sains
dan teknologi.
Oleh karena itu, agar sumber daya alam
dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu
dilaksanakan.
1. Sumber daya alam harus dikelola untuk
mendapatkan manfaat yang
maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan
agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
2. Eksploitasinya harus di bawah batas
daya regenerasi atau asimilasi
sumber daya alam.
3. Diperlukan kebijaksanaan dalam
pemanfaatan sumber daya alam yang
ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan
pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam
hayati perlu adanya
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber
daya untuk pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin
pertumbuhan sumber daya alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya
dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses
pembaruannya.
5. Sumber Daya Manusia
Manusia dibedakan dari sumber daya alam
hayati lainnya karena manusia memiliki kebudayaan, akal, dan budi yang tidak
dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun
dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi
dan dipengaruhi lingkungannya sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling
ketergantungan. Berbeda dengan sumber daya hayati lainnya, penggunaan sumber
daya manusia dibagi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Manusia sebagai sumber daya fisik
Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya manusia dapat bekerja
dalam berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian,
transportasi, perkebunan, perikanan, perhutanan, dan peternakan.
b. Manusia sebagai sumber daya mental
Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam
yang sangat penting, karena berfikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan. Manusia sebagai makhluk hidup berbudaya, mampu
mengolah sumber daya alam untuk kepentingan hidupnya dan mampu
mengubah keadaan sumber daya alam berkat kemajuan ilmu dan
teknologinya. Dengan akal dan budinya, manusia menggunakan
sumber daya alam dengan penuh kebijaksanaan. Oleh karena itu,
manusia tidak dilihat hanya sebagai sumber energi, tapi yang
terutama ialah sebagai sumber daya cipta (sumber daya mental) yang
sangat penting bagi perkembangan kebudayaan manusia.
Nilai Biologi, Ekonomi Dan Budaya Dari
Sumber Daya Alamsudah >
Alam yang serasi adalah alam yang
mengandung berbagai komponen ekosistem secara seimbang. Komponen-komponen dalam
ekosistem senantiasa saling bergantung.
Keseimbangan inilah yang harus tetap
dijaga agar pelestarian keanekaragaman dalam sumber daya alam tetap terjamin.
Keseimbangan akan terganggu jika komponen di dalamnya terganggu atau rusak.
Terjadinya banjir, gunung meletus, gempa
bumi, wabah penyakit, dan sebagainya dapat menyebabkan adanya kerugian dalam
bidang ekonomi, biologi, bahkan perusakan peninggalan-peninggalan budaya.
1. Sejarah Perlindungan dan Pengawetan
Alam (PPA)
Gerakan perlindungan alam dimulai di
Perancis, tahun 1853 atas usul Para pelukis untuk melindungi pemandangan alam
di Fontainbleau di Paris.
Sebagai peletak dasar atau gagasan
perlindungan alam adalah FWH Alexander Von Humbolt (seorang ahli
berkebangsaan Jerman, 1769-1859), sehingga beliau diakui sebagai Bapak Ekologi
sedunia. Tokoh organisasi internasional di bidang ini adalah Paul Sarazin
(Swiss). Oleh karena keadaan perang maka dasar-dasar organisasi ini baru
terbentuk pada tahun 1946 di Basel, dan tahun 1947 di Brunnen.
Perlindungan dan Pengawetan Alam di
Indonesia lahir pada tahun 1912 di Bogor, tokohnya Dr. SH. Kooders. Menurut
Undang-undang Perlindungan Alam, pencagaralaman di Indonesia dibedakan menjadi
2, yaitu sebagai berikut :
1. Cagar alam.
Penamaan ini berlaku di daerah yang keadaan alam (tanah, flora, dan keindahan)
mempunyai nilai yang khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta bagi
kepentingan umum sehingga dirasa perlu untuk dipertahankan dan tidak merusak
keadaannya. Cagar alam dapat diartikan Pula sebagai sebidang lahan yang dijaga
untuk melindungi flora dan fauna di dalamnya.
2. Suaka
margasatwa.
Istilah ini berlaku untuk daerah-daerah yang keadaan alamnya (tanah, fauna, dan
keindahan) memiliki nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga
perlu dilindungi.
Kedua istilah di atas kemudian dipadukan
menjadi Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA).
Cagar Biosfer
Cagar Biosfer adalah perlindungan alam
yang meliputi daerah yang telah dibudidayakan manusia, misalnya untuk pertanian
secara tradisional (bukan tataguna lahan modern, misalnya: pabrik, jalan raya, pertanian
dengan mesin). Selain cagar alam dan cagar biosfer terdapat juga istilah cagar
budaya yang memiliki arti perlindungan terhadap hasil kebudayaan manusia,
misalnya perlindungan terhadap candi dan daerah sekitamya. Strategi
pencagaralaman sedunia (World Conservation Strategy) memiliki tiga
tujuan, yaitu:
1. memelihara proses ekologi yang esensial
dan sistem pendukung
kehidupan
2. mempertahankan keanekaragaman genetis
3. menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem
secara berkelanjutan.
Ketiga tujuan ini paling berkaitan.
Pencagaralaman tidak berlawanan dengan pemanfaatan jenis dan ekosistem. Akan
tetapi, pemanfaatan itu haruslah dilakukan dengan cara yang menjamin adanya
kesinambungan. Artinya, kepunahan jenis dan kerusakan ekosistem tidak boleh
terjadi. Demikian pula, terjaganya ekosistem dari kerusakan tidak hanya
melindungi keanekaragaman jenis, melainkan juga proses ekologi yang esensial.
Nilai-nilai dalam perlindungan alam
Nilai-nilai yang terkandung dalam
perlindungan alam meliputi nilai ilmiah, nilai ekonomi, dan nilai budaya yang
saling berkaitan. Secara terperinci, nilai-nilai yang dimiliki dalam
perlindungan dan pengawetan alam dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.Nilai ilmiah,
yaitu kekayaan alam, misalnya, hutan dapat
digunakan sebagai tempat penelitian biologi untuk pengembangan ilmu (sains).
Misalnya, botani, proteksi tanaman, dan penelitian ekologi.
2. Nilai ekonomi,
yaitu perlindungan alam ditujukan untuk
kepentingan ekonomi. Misalnya pengembangan daerah wisata. Hal ini akan
mendatangkan berbagai lapangan kerja. Hutan dengan hasil hutannya, dan Taut
dapat menjadi sumber devisa bagi negara.
3. Nilai budaya,
yaitu flora dan fauna yang khas maupun
hasil budaya manusia pada suatu daerah dapat menimbulkan kebanggaan tersendiri,
misalnya Candi Borobudur, komodo, dan tanaman khas Indonesia (melati dan
anggrek).
4. Nilai mental dan
spiritual,
misalnya dengan perlindungan alam, manusia
dapat menghargai keindahan alam serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa
sumber daya alam hayati terdiri dari hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroba yang
dapat kita manfaatkan untuk kesejahteraan hidup manusia. Pemanfaatan sumber
daya tersebut antara lain di bidang sandang, pangan, papan, dan perdagangan.
Oleh karena dimanfaatkan oleh berbagai tingkatan manusia dan berbagai
kepentingan, maka diperlukan campur tangan berbagai pihak dalam melestarikan
sumber daya alam hayati. Pihak-pihak yang memanfaatkan sumber daya alam balk
negeri maupun swasta memiliki kewajiban yang sama dalam pelestarian sumber daya
alam hayati. Misalnya, pabrik pertambangan batu bara, selain memanfaatkan batu
tiara diharuskan pula untuk mengolah limbah industrinya agar tidak mencemari
daerah sekitamya dan merusak ekosistem. Pabrik-pabrik, seperti pabrik
obat-obatan, selain memanfaatkan bahan dasar dari hutan diwajibkan pula untuk
melakukan penanaman kembali dan mengolah limbah industrinya (daur ulang) agar
tidak merusak lingkungan.
2. Macam-macam Bentuk (Upaya
Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati)
Usaha pelestarian sumber daya alam hayati
tidak lepas dari usaha pelestarian lingkungan hidup. Usaha-usaha dalam
pelestrian lingkungan hidup bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab kita semua.
Untuk menggalakkan perhatian kita kepada
pelestarian lingkungan hidup, maka setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai
Hari Lingkungan Sedunia. Di tingkat Internasional, peringatan Hari Lingkungan
Hidup ditandai dengan pemberian penghargaan kepada perorangan atau pun kelompok
atas sumbangan praktis mereka yang berharga bagi pelestarian lingkungan atau
perbaikan lingkungan hidup di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Penghargaan ini diberi nama "Global 500" yang diprakarsai
Program Lingkungan PBB (UNEP = United Nation Environment Program).
Di tingkat nasional, Indonesia tidak
ketinggalan dengan memberikan hadiah, sebagai berikut.
a. Kalpataru
Hadiah Kalpataru diberikan kepada berikut
ini.
1. Perintis lingkungan hidup,
yaitu mereka yang telah mempelopori untuk mengubah lingkungan
hidup yang kritis menjadi subur kembali.
2. Penyelamat lingkungan hidup,
yaitu mereka yang telah menyelamatkan lingkungan hidup yang rusak.
3. Pengabdi lingkungan hidup,
yaitu petugas-petugas yang telah mengabdikan dirinya untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Kalpataru berupa pahatan Kalpataru tiga
dimensi yang berlapis emas murni. Pahatan ini mencontoh pahatan yang terdapat
pada Candi Mendut yang melukiskan pohon kehidupan serta mencerminkan sikap
hidup manusia Indonesia terhadap lingkungannya, yaitu keselarasan dan
keserasian dengan alam sekitarnya.
b. Adipura
Hadiah Adipura diberikan kepada berikut
ini.
1. Kota-kota terbersih di Indonesia.
2. Daerah-daerah yang telah berhasil membuat Laporan Neraca
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD).
Selain usaha-usaha tersebut di atas, usaha
lain yang tidak kalah pentingnya adalah didirikannya bermacam-macam
perlindungan alam seperti Taman Wisata, Taman hasional, Kebun Raya, Hutan Buru,
Hutan Lindung, dan Taman Laut.
Macam-macam Perlindungan Alam (PPA)
Perlindungan alam dibagi menjadi dua,
yaitu perlindungan umum dan perlindungan dengan tujuan tertentu.
1. Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu
kesatuan (flora, fauna, dan tanahnya). Perlindungan alam ini dibagi menjadi
tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Perlindungan alam ketat;
merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa
campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk
penelitian dan kepentingan ilmiah, misalnya Ujung Kulon.
b. Perlindungan alam terbimbing; merupakan perlindungan keadaan alam
yang dibina oleh Para ahli, misalnya Kebun Raya Bogor.
c. National Park atau Taman Nasional; merupakan keadaan alam yang
menempati suatu daerah yang lugs dan ticlak boleh ada rumah tinggal
maupun bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan untuk rekreasi
atau taman wisata, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem. Misalnya:
Taman Safari di Cisarua Bogor dan Way Kambas.
Pada tahun 1982 diadakan Konggres Taman
hasional sedunia di Bali (World National Park Conggres). Dalam konggres
itu Pemerintah Indonesia mengumumkan 16 taman nasional (TN) yang ada di
Indonesia, yaitu sebagai berikut.
01. TN. Kerinci
Seblat (Sumbar, Jambi. Bengkulu) ± 1.485.000 Ha
02. TN. Gunung
Leuser (Sumut, Aceh) ± 793.000 Ha
03. TN. Barisan Selatan
(Lampung, Beng kulu) ± 365.000 Ha
04. TN.
Tanjung Puting (Kalteng) ± 355.000 Ha
05. TN.
Drumoga Bone (Sulut) ± 300.000 Ha
06. TN. Lore
Lindu (Sulteng) t 231.000 Ha
07. TN. Kutai
(Kaltim) ± 200.000 Ha
08. TN.
Manusela Wainua (Maluku) ± 189.000 Ha
09. TN.
Kepulauan Seribu (DKI) ± 108.000 Ha
10. TN. Ujung Kulon (Jabar) ± 79.000 Ha
11. TN. Besakih (Bali) ± 78.000 Ha
12. TN. Komodo (HTB) ± 75.000 Ha
13. TN. Bromo Tengger, Semeru (Jatim) ± 58.000 Ha
14. TN. Meru Betiri (Jatim) ± 50.000 Ha
15. TN. Baluran (Jatim) ± 25.000 Ha
16. TN. Gede Pangrango (Jabar) ± 15.000 Ha
b. Perlindungan alam dengan tuljuan tertentu
Macam perlindungan alam dengan tujutertentu adalah sebagai berikut :
a. Perlindungan geologi;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi
formasi
geologi tertentu, misalnya batuan tertentu.
b. Perlindungan alam botani;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi
komunitas
tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.
c. Perlindungan alam zoologi;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi
hewan-
hewan langka serta mengembangkannya dengan cara memasukkan
hewan sejenis ke daerah lain, misalnya gajah.
d. Perlindungan alam antropologi;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi suku bangsa
yang terisolir,misalnya Suku Indian di Amerika, Suku Asmat di Irian
Jaya, dan Suku Badui di Banten Selatan.
e. Perlindungan pemandangan alam;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi
keindahan alam,
misalnya Lembah Sianok di Sumatera Barat.
f. Perlindungan monumen alam;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi benda-benda alam
tertentu, misalnya stalagtit, stalagmit, gua, dan air terjun.
g. Perlindungan suaka margasatwa;
merupakan perlindungan dengan tujuan melindungi
hewan-hewan
yang terancam punch, misalnya badak, gajah, dan harimau Jawa.
h. Perlindungan hutan;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi
tanah, air, dan
perubahan iklim.
i. Perlindungan ikan;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi ikan
yang
terancam punah.
Bentuk-bentuk PPA di atas harus diusahakan
secara terpadu karena fauna akan lestari apabila flora dan habitatnya lestari
juga.